3.

Refleksi "Sabda "Alam" di Indonesia

MALANG (fathz-341.blogspot.com) Alam mengamuk, bencana terjadi hampir di seluruh penjuru negeri. Mulai dari tsunami di Mentawai, meletusnya Gunung Merapi, serta banjir di Wasior, Papua. Nampaknya, ada yang tidak beres dengan perilaku penguasa kita. Terjadi ketidakharmonisan antara alam dengan perilaku penguasa saat ini. Mungkin, hal itu pula yang melandasi Mbah Marijan tidak mau menuruti titah Sultan HB X dan tetap berpegang pada titah HB IX.
Kenapa? karena mungkin Mbah Marijan beranggapan bahwa HB X sudah tidak peduli lagi dengan alam yang ada di wilayahnya. HB X cenderung berpikir yang analitis praktis sesuai dengan era globalisasi saat ini. HB X telah mulai meninggalkan nilai-nilai leluhur yang sudah dipegang sejak bertahun-tahun lamanya. Bahkan, muncul keinginan dari beliau untuk menjadi seorang presiden di negeri ini.

Hal yang sama juga dilakukan oleh pemerintah pusat. Pak SBY menunda kunjungannya ke Wasior selama sepekan. Bahkan, ketika akhirnya "sukses" melakukan kunjungan ke Wasior, Pak SBY hanya singgah di sana selama 2 jam 40 menit. Coba bandingkan dengan Sebastian Pinere (presiden Chile,doc), ketika para penambang Chile akan di evakuasi, Pinere rela menyaksikan langsung proses evakuasi di TKP selama hampir 3 jam.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang luhur, beradab, dan saling menghormati sesama. Bukan bangsa yang semaunya sendiri, egois dan sombong. Bangsa ini butuh pemimpin yang dapat mengayomi rakyatnya. bangsa ini butuh pemimpin yang cerdas membaca situasi.
Menurut Sujiwo Tejo, tidak seharusnya masyarakat dan media menyebut semua ini dengan "bencana alam". Beliau lebih suka menyebutnya dengan "Sabda alam". Karena, pada dasarnya alam tidak akan berulah, jika manusia yang bertindak sebagai khalifah fil ardh tidak membuat kerusakan . Jangan pernah menyalahkan alam. Alam adalah susunan yang proporsional dan kompatibel. Semua unsur yang terkandung di dalamnya saling berhubungan. jika satu unsur saja di rusak, maka akan berakibat dengan unsur lainnya.
Terlepas dari semua itu, kita seharusnya bisa mengambil "ibroh" atau pelajaran dari semua itu. Dan mulai saat ini, kita harus menerapkan prinsip "management by anticipation", bukan lagi "management by accident". Wallahu a'alam bisshowab

0 komentar: